BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Wacana dan praksis tentang civil society belakangan ini
semakin surut. Kecenderungan ini sedikit mengherankan
karena dalam “transisi” menuju demokrasi, seharusnya
wacana dan praksis civil society semakin kuat, bukan
melemah. Alasannya, eksistensi civil society merupakan
salah satu diantara tiga prasyarat pokok yang sangat
esensial bagi terwujudnya demokrasi.
Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun
kota budaya bukan sekedar merevitalisasikan adab dan
tradisi masyarakat local, tetapi lebih dari itu adalah
membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai
keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling
cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Selanjutnya, wacana tentang masyarakat madani oleh
banyak bangsa dan masyarakat di negara berkembang,
secara antusias ikut dikaji, dikembangkan, dan di
eliminasi, sebgaimana realitas empiris yang dihadapi.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian masyarakat madani?
2. Apakah ciri-ciri mayarakat madani?
3. Apakah pilar penegak masyarakat madani?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat madani
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masyarakat madani
3. Untuk mengetahui pilar penegak masyarakat madani
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Teoritis
Pengertian Masyarakat Madani
pengertian masyarakat madani adalah masyarakat yang selalu memelihara
perilaku yang beradab, sopan santun berbudaya tinggi,
baik dalam menghadapi sesama manusia, atau alam
lainnya, misalnya dalam menyembelih binatang untuk
dikonsumsi, dalam berburu. Masyarakat madani adalah
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang
beradab, sopan santun berbudaya tinggi, dan ramah
dalam menghadapi lingkungannya, masyarakat yang
hubungan antara warganya sangat harmoni, saling
menghargai kepentingan masing-masing. Menyadari
bahwa walaupun masing-masing mempunyai hak bahkan
hak asasi, tetapi haknya itu dibatasi oleh hak yang
dimiliki orang lain dalam kapasitas yang sama.
Manfaat Masyarakat Madani
Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat
madani ialah terciptanya masyarakat Indonesia yang
demokratis sebagai salah satu tuntutan reformasi di
dalam negeri dan tekanan-tekanan politik dan ekonomi
dari luar negeri. Di samping itu, melalui masyarakat
madani akan mendorong munculnya inovasi-inovasi baru
di bidang pendidikan. Selanjutnya, dengan terwujudnya
masyarakat madani, maka persoalan-persoalan besar
bangsa Indonesia seperti: konflik-konflik suku, agama,
ras, etnik, golongan, kesenjangan sosial, kemiskinan,
kebodohan, ketidakadilan pembagian “kue bangsa” antara
pusat dan daerah.
Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi.
Demokrasi memilikikonsekuensi luas di antaranya
menuntut kemampuan partisipasi masyarakat dalam
sistem politik dengan organisasi-organisasi politik yang
independen sehingga memungkinkan kontrol aktif dan
efektif dari masyarakat terhadap pemerintah dan
pembangunan, dan sekaligus masyarakat sebagai pelaku
ekonomi pasar.
Sedangkan menurut Hikam, ciri-ciri masyarakat madani
adalah :
1. Adanya kemandirian yang cukup tinggi diantara
individu-individu dan kelompok-kelompok
masyarakat terhadap negara.
2. Adanya kebebasan menentukan wacana dan praktik
politik di tingkat publik.
3. Kemampuan membatasi kekuasaan negara untuk
tidak melakukan intervensi.
Karakteristik Masyarakat Madani
1. Free public sphere(ruang publik yang bebas), yaitu
masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan
secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi , yaitu proses untuk menerapkan
prinsip-prinsip demokrasi sehingga muwujudkan
masyarakat yang demokratis.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima
pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang
berbeda dalam masyarakat, sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme , yaitu sikap mengakui dan menerima
kenyataan mayarakat yang majemuk disertai
dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai
nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang
Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice) , yaitu keseimbangan
dan pembagian yang proporsiaonal antara hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
6. Partisipasi sosial , yaitu partisipasi masyarakat yang
benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi,
ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian
berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum , yaitu upaya untuk memberikan
jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus
diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang
sama tanpa kecuali.
Masyarakat Madani di Indonesia
Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli
tentang bagaimana seharusnya bangunan masyarakat
madani bisa terwujud di Indonesia :
1. Pandangan integrasi nasional dan politik.
Pandangan ini menyatakan bahwa sistem
demokrasi tidak munkin berlangsung dalam
kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat yang
belum memiliki kesadaran dalam hidup berbangsa
dan bernegara.
2. Pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni
pandangan yang menekankan bahwa untuk
membangun demokrasi tidak usah terlalu
bergantung pada pembangunan ekonomi.
3. Paradigma membangun masyarakat madani sebagai
basis utama pembangunan demokrasi, pandangan
ini merupakan paradigma alternatif di antara dua
pandangan yang pertama yang dianggap gagal
dalam pengembangan demokrasi.
Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada
enam faktor harus diperhatikan, yaitu:
1. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka
peningkatan pendapatan masyarakat, dan dapat
mendukung kegiatan pemerintahan.
2. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka
membangun manusia yang memiliki komitmen
untuk independen.
3. Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang
berbudaya paternalistik menjadi budaya yang lebih
modern dan lebih independen.
4. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang
beragam.
5. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata
pamong yang baik.
6. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
yang melandasi moral kehidupan.
Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Madani
Adapun yang masih menjadi kendala dalam
mewujudkan masyarakat madani di Indonesia
diantaranya :
1. Kualitas Sumber Daya Manusiayang belum memadai
karena pendidikan yang belum merata.
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca
krisis moneter.
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap
karena lapangan kerja yang terbatas.
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam
jumlah yang besar.
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca
Reformasi.
Solusi Mengatasi Masalah
Salah satu cara untuk mewujudkan masyarakat madani
adalah dengan melakukan demokratisasi pendidikan.
Generasi penerus sebagai anggota masyarakat harus
benar-benar disiapkan untuk membangun masyarakat
madani yang dicita-citakan. Masyarakat dan generasi
muda yang mampu membangun masyarakat madani
dapat dipersiapkan melalui pendidikan. Salah satu cara
untuk mewujudkan masyarakat madani adalah melalui
jalur pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Generasi penerus merupakan anggota masyarakat
madani di masa mendatang. Oleh karena itu, mereka
perlu dibekali cara-cara berdemokrasi melalui
demokratisasi pendidikan. Dengan demikian,
demokratisasi pendidikan berguna untuk menyiapkan
peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan
mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab, turut
bertanggung jawab, terbiasa mendengar dengan baik dan
menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan
keberanian moral yang tinggi, terbiasa bergaul dengan
rakyat, ikut merasa memiliki, sama-sama merasakan suka
dan duka dengan masyarakatnya, dan mempelajari
kehidupan masyarakat. Kelak jika generasi penerus ini
menjadi pemimpin bangsa, maka demokratisasi
pendidikan yang telah dialaminya akan mengajarkan
kepadanya bahwa seseorang penguasa tidak boleh
terserabut dari budaya dan rakyatnya, pemimpin harus
senantiasa mengadakan kontak dengan rakyatnya,
mengenal dan peka terhadap tuntutan hati nurani
rakyatnya, suka dan duka bersama, menghilangkan
kesedihan dan penderitaan-penderitaan atas kerugian-
kerugian yang dialami rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian
aktivitas warga masyarakat madani sebagai “area tempat
berbagai gerakan sosial” (seperti himpunan
ketetanggaan, kelompok wanita, kelompok keagamaan,
dan kelompk intelektual) serta organisasi sipil dari semua
kelas (seperti ahli hukum, wartawan, serikat buruh dan
usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam
suatu himpunan, sehingga mereka dapat
mengekspresikan diri mereka sendiri dan memajukkan
pelbagai kepentingan mereka.
Karakteristik masyarakat madani diperlukan persyaratan-
persyaratan yang menjadi nilai universal dalam
penegakkan masyarakat madani. Diantaranya yaitu ruang
public yang bebas, demokratisasi, toleransi, pluralisme,
keadilan social, partisipasi social, dan supremasi hukum.
Masyarakat madani juga harus mempunyai pilar-pilar
penegak, karena berfungsi sebagai mengkritisi kebijakan-
kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.
Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali
dengan kasus-kasus pelanggaran HAM dan pengekangan
kebebasan berpendapat, berserikat, dan kebebasan
untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian
dilanjutkan dengan munculnya berbagai lembaga-
lembaga non pemerintah mempunyai kekuatan dan
bagian dari sosial control.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/Ciri-Ciri_Masyarakat_
Madani
http://www.disukai.com/2013/01/pengertian-dan-ciri-
ciri-masyarakat-madani.html
http://adityoman.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-
masyarakat-madani.html
http://dedekrenz.blogspot.com/2011/01/
mengidentifikasi-ciri-ciri-masyarakat.html